Minggu, 19 Mei 2013

APAKAH FOBIA SOSIAL ITU?

Fobia Sosial

Fobia Sosial adalah ketakutan menetap dan tidak rasional yang umumnya berkaitan dengan keberadaan orang lain. Fobia ini dapat sangat merusak, sedemikian parah sehingga angka bunuh diri pada orang-orang yang menderita fobia ini jauh lebih tinggi dibanding pada mereka yang menderita gangguan anxietas lain (Schneier dkk., 1992). Memang, istilah "gangguan anxietas sosial" baru-baru ini diajukan sebagai istilah yang lebih tepat karena beratnya masalah dan konsekuensi negatif bagi orang-orang yang mengalaminya jauh lebih besar dibanding fobia lain (Hebowitz dkk., 2000).
lndividu yang menderita fobia sosial biasanya mencoba menghindari situasi dimana ia mungkin dinilai dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau berperilaku secara memalukan. Ketakutan yang ditunjukkan dengan keringat berlebihan atau memerahnya wajah merupakan hal jamak. Berbicara atau melakukan sesuatu di depan pubhk, makan di tempat umum, menggunakan toilet umum, atau hampir semua aktivitas lain yang dilakukan di tempat yang terdapat orang lain dapat menimbulkan kecemasan ekstrem, bahkan serangan panik besar-besaran. Orang-orang yang menderita fobia sosial sering kah bekerja dalam pekerjaan atau profesi yang jauh di bawah kemampuan atau kecerdasan mereka karena sensitifitas sosial ekstrem yang mereka alami jauh melebihi apa yang kita pikirkan tentang rasa malu—sangat merugikan secara emosional. Lebih baik mengerjakan pekerjaan bergaji rendah daripada setiap hari berhadapan dengan orang lain dalam pekerjaan yang lebih berbarga.
Fobia sosial dapat bersiat umum atau khusus, tergantung rentang situasi yang ditakuti dan dihindari. Orang-orang dengan tipe umum mengalami fobia ini pada usia yang lebih awal, lebih banyak komorbiditas dengan berbagai gangguan lain, seperti depresi dan kecanduan alkohol, dan hendaya yang lebih parah (Mannuza dkk., 1995; Wittchen, Stein, 6: Kessler, 1999). Gangguan anxietas sosial cenderung menjadi kronis jika penanganannya tidak berhasil.
          Fobia sosial cukup jamak terjadi, dengan angka prevalensi sepanjang hidup 11 persen pada laki-laki dan 15 persen pada perempuan (Kessler dkk., 1994; Magee dkk., 1996). Fobia ini memiliki tingkat komorbiditas tinggi dengan berbagai gangguan lain dan seringkali terjadi bersamaan dengan gangguan menghindar, gangguan mood, dan penyalahgunaan alkohol (Crum & Pratt, 2001; Jansen dkk., 1994; Kessler dkk., 1999; Lecrubier & Weiller, 1997). Seperti diharapkan, awal terjadinya biasanya pada masa remaja, saat kesadaran sosial dan interaksi dengan orang lain menjadi sangat penting dalam kehidupan seseorang, namun seperti akan kita bahas nanti (blm. 199), ketakutan semacam itu juga ditemukan pada anak-anak. Seperti halnya fobia spesifik, fobia sosial cukup bervariasi dalam berbagai budaya. Sebagai contoh, seperti telah dicatat sebelumnya, di jepang ketakutan menyakiti orang lain merupakan hal yang sangat penting, sedangkan di Amerika Serikat ketakutan dinilai secara negatif oleh orang lain lebih jamak. 

Sumber : Psikologi Abnormal Edisi ke-9 : Gerald C Davidson, John M. Neale, Ann M Kring : 2006
               Phobia-disorder.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar